Kamis, 22 Juni 2017
Deni namaku. Sekarang aku masih kuliah di Universitas dan fakultas paling favorit di Jakarta. Aku ingin menceritakan pengalamanku pertama kali berkenalan dengan permainan seks yang mungkin membuat aku ketagihan dan haus akan seks. Waktu itu aku masih sekolah di salah satu sekolah menengah di Yogyakarta.
Hari itu aku sakit sehingga tidak bisa berangkat ke sekolah, setelah surat ijin aku titipkan ke teman terus aku pulang. ketika sampai di rumah, Papa dan Mama sudah berangkat kerja dan Mama pesan supaya aku istirahat saja dan Mama sudah memanggil Tante Tika untuk menjaga saya. Tante Tika waktu itu masih sekolah perawat. Sehabis minum obat, mata terasa mengantuk. Ketika mau terlelap Tante Tika mengetuk kamarku.
Dia bertanya," Den, sudah tidur?"
Saya jawab dari dalam,"Belum, tante!"
Tante Tika bertanya,"Kalau belum tidur Tante boleh masuk gak?"
Terus aku bukakan pintu, waktu itu aku sempat kaget juga melihat Tante Tika. Dia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar. Walau masih SMP kelas 3 melihat Tante Tika dengan pakaian seperti itu merasa ser-seran juga.
Dadanya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu menahannya. Kemudian dia duduk disamping. Dia bilang, "Den, kamu mau saya ajari permainan ngak Den?" Tanpa pikir panjang, aku jawab,"Mau Tante, tapi permainan apa lha wong aku lagi sakit gini koq."
Tante Tika,"Namanya permainan kenikmatan, tapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk." Sambil Tante Tika menggandeng tanganku masuk ke kamar mandi. Aku sih mau-mau aja. Kemudian dia mulai melorotkan celanaku sambil berkata, "Wah, burungmu untuk ukuran anak SMP tergolong besar Den." Tante Tika terkagum-kagum. Waktu itu saya cuma cengengesan aja, lha wong jantung saya deg-degan begitu kencang.
Terus dia mulai membasahi burungku dengan air, kemudian dia beri shampo, terus digosok perlahan-lahan. Lama-lama aku merasa burungku semakin lama semakin keras. Setelah merasa cukup, dia melucuti pakaiannya satu persatu. OMG, ternyata tubuhnya sintal banget.
Payudaranya yang montok dengan pentil yang tegang, bokong yang berisi dan sintal, vaginanya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang pendek. Ahhh. Kemudian dia berjongkok, setelah itu dia mengulum penisku, dadanya yang montok ikut bergoyang. Dada dan nafasku semakin memburu. Aku cuma bisa memejamkan mata dan menahan sesuatu kenikmatan yang tiada tara.
Kemudian, tiba-tiba saja naluri bergerak. Tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku yang satu lagi turun mencari lubang vaginanya. Lalu kumasukkan jariku, dia merintih,"Akhh, Deni!" aku semakin panas, aku kulum bibirnya yang ranum, aku ngak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun ciumi leher dan akhir puting susunya. Dia semakin merintih.
Aaakhh, Deni terus den, yang kuat dikit remasnya!" Aku ngak tahu berapa lama kami di kamar mandi, terus tahu-tahu dia sudah ada di atas aku. "Deni sekarang tante kasih akhir permainan yang manis ya?" Dia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam vaginanya. Kami berdua sama-sama merintih.
"Akhh! lagi tante..lagi tante!" Terus dia mulai mengenjot naik turun, dari lambat sampai cepat, sampai aku merasa ada yang meletus dari penis ku dan kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.
Setelah itu kami berdua sama-sama ketagihan. kami bermain mulai dari kamarku, hotel, malah juga pernah di dalam mobil. Rata-rata dalam seminggu kami bisa 3-4 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan karena Tante Tika pintar membuat variasi permainan sehingga kami tidak bosan. setelah Tante Tika menikah aku jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin cuma bisa dengan pacarku, Sella.
Untung kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan aku kurang puas, mungkin karena aku sudah jadi "Hiperseks" atau mungkin Tante Tika yang begitu pintarnya melakukan hubungan seks.
END